PENINDAKAN PELANGGARAN TATA TERTIB DI SEKOLAH
Oleh. Ardi Mahesa Arifin / Siswa Kelas XII TPTU

Tata tertib di sekolah adalah sebuah fondasi yang tak ternilai dalam proses pendidikan. Seperti fondasi yang menjaga sebuah bangunan tetap tegak, tata tertib sekolah membentuk dasar yang kuat bagi pengembangan siswa secara holistik. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kepatuhan terhadap aturan dan etika di sekolah bukanlah perkara sepele.
Tata tertib di sekolah adalah sebuah fondasi yang tak ternilai dalam proses pendidikan. Seperti fondasi yang menjaga sebuah bangunan tetap tegak, tata tertib sekolah membentuk dasar yang kuat bagi pengembangan siswa secara holistik. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kepatuhan terhadap aturan dan etika di sekolah bukanlah perkara sepele.

Tata tertib sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Ketika siswa tahu apa yang diharapkan dari mereka dan bahwa pelanggaran akan memiliki konsekuensi, mereka cenderung lebih fokus pada pembelajaran. Ini memberikan guru dan siswa lingkungan yang lebih damai dan produktif, di mana pengetahuan dan nilai-nilai dapat dengan efektif disampaikan.

Tata tertib di sekolah memberikan perlindungan bagi semua individu di lingkungan pendidikan. Ini menciptakan lingkungan yang aman secara fisik dan emosional, di mana siswa merasa nyaman dalam berekspresi, berpendapat, dan menjelajahi minat mereka. Dalam sebuah sekolah yang tertib, konflik dan perilaku merusak dapat diminimalkan, menciptakan tempat yang aman untuk tumbuh dan belajar.
Dengan menerapkan tata tertib dengan konsisten, sekolah dapat memainkan peran penting dalam membantu siswa menjadi individu yang bertanggung jawab dan sukses dalam kehidupan mereka.

Di dalam prakteknya kita seringkali menemukan masalah-masalah yang muncul dari aturan atau tata tertib yang ada antara lain:
1. Ketidakpatuhan terhadap aturan berpakaian.
Siswa sering melanggar peraturan berpakaian yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Di antara kasus yang kerap ditemui adalah penggunaan seragam sekolah yang tidak sesuai baik dari sisi penggunaan atupun ketepatan waktu penggunaan. Hal ini mengakibatkan masalah di lingkungan belajar dan fokus belajar menjadi terganggu.
2. Perilaku Bullying
Kasus perundungan sesama siswa seringkali terjadi. Banyak hal yang dapat terjadi diantaranya ialah rusaknya mentalitas siswa yang menjadi korban, ketakutan yang terus membayangi korban hingga menjadi trauma yang mendalam, dan masih banyak lagi. Jika dibiarkan masalah ini dapat menciptakan suasana yang tidak aman dan tidak nyaman bagi korban maupun siswa yang lain.
3. Perilaku ketidaktaatan
Siswa mungkin juga tidak mematuhi perintah guru atau mengabaikan peraturan yang ada di sekolah, seperti penggunaan aksesoris yang dilarang atau bolos saat jam pelajaran. Hal ini memicu pelanggaran serta masalah lain yang dapat mengakibatkan rusaknya peraturan atau tata tertib yang ada.
Ketika menghadapi banyak masalah yang muncul akibat pelanggaran tata tertib sekolah, penting untuk mengetahui metode pendekatan serta strategi yang diterapkan untuk menindak siswa yang melanggar.

Pelanggaran yang dibiarkan terjadi dapat berakibat menurunnya nilai kedisiplinan di sekolah dan seakan-akan sekolah tidak berdaya untuk menghadapi siswa-siswi yang melanggar aturan tata tertib sekolah.
Kita perlu ingat bahwa sekolah itu sendiri berfungsi untuk mendidik bukan mengekang siswa, tetapi fungsi ini seringkali tidak dipahami oleh siswa itu sendiri dengan anggapan bahwa dengan aturan serta tata tertib yang ada mengekang mereka untuk berbuat sesuatu. Dengan kata lain siswa merasa terkekang atas peraturan yang ada. Tentu tata tertib serta peraturan yang dibuat ialah berfungsi semata-mata untuk mendidik siswa menjadi insan yang disiplin serta mampu mengendalikan diri. Sejatinya mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada tidak akan merugikan bagi siswa itu sendiri melainkan siswa akan memperoleh banyak keuntungan yang tanpa mereka sadari akan berguna saat mereka berada di kehidupan bermasyarakat atau pada saat mereka berada di dalam industri kerja.
Oleh karena itu penindakan yang dilakukan juga bersifat fleksibel. Fleksibel karena untuk menindak satu siswa dengan siswa yang lain yang melakukan pelanggaran juga akan berbeda dan memerlukan banyak pertimbangan. Pertimbangan yang dimaksud adalah seperti kondisi psikologis siswa serta latar belakang siswa itu sendiri. Tak jarang juga kita mendapati penindakan yang dilakukan malah memberi dampak psikologi yang mendalam bagi siswa yang ditindak, itu karena terdapat banyak perbedaan untuk menghadapi siswa yang memiliki kondisi mental cenderung lemah ketimbang yang memiliki mental yang kuat. Latar belakang serta lingkungan siswa itu sendiri juga menjadi pertimbangan untuk penindakan pelanggaran tata tertib. Banyak siswa yang melanggar peraturan tata tertib hanya untuk ikut-ikutan saja tanpa motif yang jelas, adapun banyak motif yang dapat menjadi dasar siswa untuk melakukan tindak pelanggaran, seperti hanya untuk terlihat keren, atau hanya ingin mendapat sensasi saat melanggar peraturan yang ada.
Penindakan terhadap siswa yang melanggar tata tertib akan lebih efektif apabila didasarkan oleh kemauan dan kesadaran siswa yang melanggar. Seringkali siswa yang sudah ditindak berulang kali tetap melakukan pelanggaran yang sama pula. ini dikarenakan tidak adanya faktor internal yang mendukung siswa untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Faktor internal yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah diri sendiri yang menjadi pengaruh kuat untuk menjadikan siswa tidak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang ada. Tentu edukasi dan konsistensi sekolah untuk menindak siswa yang melanggar tata tertib juga menjadi faktor eksternal penting untuk membawa perubahan pada diri siswa.
Contoh kasus pelanggaran yang seringkali terjadi: ialah ketika siswa telat atau tidak mengikuti sholat ashar berjamaah.
Dalam kasus ini sekolah perlu mengetahui bagaimana metode serta strategi yang diperlukan untuk mengatasi kasus semacam ini. Antara lain pihak sekolah dapat memberikan edukasi tentang pengaruh ketepatan waktu sholat untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. Sekolah juga perlu meningkatkan keamanan di lingkup area sekolah yang nantinya juga berdampak pada siswa yang akan melakukan pelanggaran tersebut. Pendekatan

seperti ini juga dirasa efektif untuk kasus di
atas, karena pihak sekolah dengan aktif memutus sarana siswa untuk tidak
mengikuti sholat ashar berjamaah.
Pihak sekolah juga mengerahkan tenaga pendidik untuk menindak langsung secara verbal siswa yang tidak segera menuju ke masjid untuk sholat ashar berjamaah. Dari sikap sekolah tersebut dapat menurunkan pelanggaran tata tertib pada kasus yang sama.
Penegakan aturan di sekolah menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif. Dengan adanya aturan yang jelas dan ditegakkan secara konsisten, siswa dapat lebih mudah berkonsentrasi pada pelajaran. Siswa juga mengetahui konsekuensi yang jelas dari melanggar aturan yang ada.
Ketika siswa belajar untuk mematuhi aturan, mereka juga belajar tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan etika. Mereka memahami pentingnya tindakan mereka dan bagaimana tindakan tersebut dapat mempengaruhi diri mereka sendiri serta orang lain di sekitar mereka.
Pihak sekolah berharap apa yang sudah mereka lakukan akan efektif untuk mengurangi angka pelanggaran tata tertib.Sekolah juga mengharapkan jika para siswa tetap melanggar aturan atau tata tertib di sekolah setidaknya apa yang sudah dibekalkan untuk siswa menjadi pegangan dan pengingat saat mereka berada di kehidupan bermasyarakat.